'/> Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar

Info Populer 2022

Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar

Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar
Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar
Belajar akan lebih menyenangkan bila penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai me Berilah Anak Kesenangan dalam Belajar
Belajar akan lebih menyenangkan bila penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai metode-metode yang menyenangkan.
Belajar merupakan sebuah acara fisik untuk mengetahui sesuatu. Belajar bukan hanya duduk anggun sambil mendengarkan guru menerangkan. Akan tetapi, berguru ialah melakukan. Jika kita ingin membatik, maka kita akan menciptakan batik lengkap dengan peralatannya. Begitu pula bila kita ingin lancar berbicara dengan memakai bahasa absurd maka kita harus berani berbicara dengan memakai bahasa absurd tersebut.

Senang dalam berguru ihwal segala sesuatu tidak tiba dengan sendirinya. Tetapi, hal tersebut merupakan sebuah proses adaptasi semenjak kecil yang dilakukan secara terus menerus. Pepatah Jawa menyampaikan “ana trisno jalaran saka kulina” artinya segala sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dan dijadikan sebuah rutinitas maka akan memunculkan rasa bahagia atau rasa suka. Pertanyaannya kini ialah bagaimana belum dewasa sanggup merasa bahagia dalam belajar? Terutama berguru ihwal bahan pelajaran di sekolah?

Dunia anak ialah dunia bermain dan penuh dengan warna. Begitu juga dengan belajar. Belajar akan lebih menyenangkan bila penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai metode-metode yang menyenangkan menyerupai memakai metode permainan, metode teka-teki, atau mungkin metode kisah bergambar. Begitu pula media yang dipakai juga media yang menarik minat belum dewasa untuk berguru menyerupai media gambar, audio visual, yang diubahsuaikan dengan usia mereka. Hal tersebut tidak terlepas dari kiprah guru di sekolah dan kiprah orang renta di rumah.

Baca juga: Inilah Alasan Tidak Boleh Memaksa Anak Belajar

Guru di sekolah merupakan kepanjangan tangan dari orang renta di rumah dalam menawarkan pendidikan dan pengajaran kepada anak. Guru mendampingi anak berguru di sekolah dari mereka tidak sanggup apa-apa menjadi mengerti bertahap ihwal segala sesuatu sesuai dengan perkembangan otak mereka.

Guru yang baik ialah guru yang selalu memberi semangat kepada belum dewasa untuk terus berguru dengan menawarkan penguatan ketika mereka berhasil dalam mengerjakan sesuatu dengan menyampaikan “Wow, kau hebat!” atau hanya sekedar “Bagus!” dan selalu menjadi penopang anak ketika anak belum mengerti dengan hanya menyampaikan “Ayo, kau niscaya bisa!” atau hanya sekedar Kita coba lagi, yuk!”

Sementara orang renta juga harus sanggup berafiliasi dengan guru di sekolah dalam menawarkan pengajaran kepada anak. Guru dan orang renta harus selaras dan sepaham ihwal bagaimana memberikan pengajaran dengan menyenangkan sehingga anak bahagia berguru di mana pun mereka berada. Misalnya di sekolah anak diwajibkan mengafalkan surat Al Lahab (Api Yang Menyala) sebagai bab dari adaptasi pelajaran agama. Maka guru di sekolah sanggup memakai audio visual sebagai media dan orang renta di rumah memakai kinestetik (bahasa tubuh) dengan cara memperagakan tiap ayat sesuai dengan artinya sehingga anak sanggup menghafal dengan mudah. Memori ihwal bahan hafalan surat Al Lahab yang diperoleh dari tanyangan audio visual di sekolah kemudian digambarkan secara visual oleh orang renta di rumah dengan gerakan-gerakan yang diperagakan oleh orang renta akan mempermudah anak menghafal sekaligus menciptakan mereka tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas dari sekolah.

Metode, media yang menarik akan menciptakan anak bahagia dalam berguru bila si penyampai bahan pembelajaran dalam hal ini guru dan orang renta mau menyelami dunia anak yang penuh dengan kecerian. Menggunakan bahasa yang ringan, tidak berbelit-belit, lugas, dan gampang dicerna maknanya akan menciptakan anak semakin mengerti pelajaran apa yang akan mereka terima hari ini. Jangan pelit dengan kebanggaan dan dukunglah belum dewasa selalu bila mereka berada dalam kesulitan.

Sebagai guru jadikanlah mereka sebagai subyek penentu keberhasilan pembelajaran hari ini di sekolah. Jangan jadikan mereka sebagai obyek yang hanya mendapatkan pembelajaran saja. Jelaskan manfaat dari pelajaran hari ini contohnya dengan mengetahui dongeng ihwal Malin Kundang mereka akan mengerti bahwa setiap anak harus menghargai dan menghormati orang renta apa pun kondisinya. Ajaklah mereka ke dalam masa Malin Kundang dengan memakai metode menggambar sambil bercerita di papan tulis yang tentunya akan sangat menyita perhatian anak dan menciptakan anak ingat seumur hidupnya ihwal kisah Malin Kundang yang melegenda. Anak akan merasa sangat bahagia dan menikmati pembelajaran hari itu di sekolah.

Sebagai orang renta luangkanlah waktu untuk anak kita ketika mereka pulang sekolah, tanyalah kepada belum dewasa apakah mereka bahagia berguru hari ini di sekolah. Secara otomatis anak akan mencari-cari hal-hal yang menyenangkan selama mereka berguru di sekolah. Sehingga ketika kita bertanya ihwal kesulitan mereka berguru di sekolah hari ini, belum dewasa niscaya akan berkata “tidak ada” atau “hanya sedikit, tapi saya bisa” Mintalah mereka bercerita sedikit ihwal pembelajaran hari ini. Berilah mereka ruang untuk mengeluarkan suka sedih mereka berguru hari ini di sekolah. Dengan sumbangan yang kita berikan, secara otomatis anak akan merasa bahwa berguru ialah sesuatu yang wajib mereka lakukan dan pantas untuk mereka banggakan.

*) Ditulis oleh Komaria Rahayu, S.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang
Advertisement

Iklan Sidebar