'/> Implementasi Kurikulum 2013 Berantakan

Info Populer 2022

Implementasi Kurikulum 2013 Berantakan

Implementasi Kurikulum 2013 Berantakan
Implementasi Kurikulum 2013 Berantakan
Persiapan implementasi Kurikulum 2013 di semua sektor masih berantakan.
Persiapan implementasi Kurikulum 2013 tahun pelajaran 2014/2015 di semua jenjang mulai tingkat SD hingga Sekolah Menengan Atas begitu berantakan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ketika ini sedang putus asa menghadapi aneka macam permasalahan persiapan implementasi Kurikulum 2013.

"Bahkan hingga Menterinya (Mendikbud Mohamamd Nuh, red) kurang tidur," kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengan Atas Kemendikbud, Harris Iskandar yang kutip dari JPNN (18/07/2014).

Sektor pengadaan buku merupakan kelemahan paling parah dalam persiapan implementasi kurikulum gres tahun ini. Sampai dimulainya tahun fatwa gres tanggal 14 Juli lalu, buku-buku kurikulum 2013 belum didistribusikan ke sekolah-sekolah. Total kapasitas buku yang akan didistribusikan untuk jenjang SD mencapai 123 juta eksemplar.

Muncul penolakan implementasi Kurikulum 2013 di sejumlah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah memperparah situasi di Kemendikbud yang tidak kondusif. Kabar penolakan beberapa tempat ini berasal dari Ketua Umum Pengurus Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo.

Alasan penolakan impletasi Kurikulum 2013 tahun ini banyak sekali. Di antaranya yakni buku kurikulum 2013 yang juga hingga ke sekolah, walau tahun fatwa gres sudah dimulai. Kemudian banyak guru yang belum dilatih bahan Kurikulum 2013. Kemendikbud sudah mendengar penolakan-penolakan itu.

Masalah pendistribusian buku itu, tidak dapat hanya menyalahkan Kemendikbud. Ini juga disebabkan lantaran banyak kepala sekolah yang tidak memesan buku ke percetakan sesuai jadwal. Padahal buku Kurikulum 2013 harganya murah dan uangnya sudah ada di dana BOS dan dana pelengkap khusus untuk buku.

Jajaran Kemendikbud frustasi, lantaran kegiatan dan bagan yang disusun bubar. Awal tahun fatwa gres yang sedianya efektif per 14 Juli, diundur per 4 Agustus 2014. Mendikbud Mohammad Nuh sedang mencoba mencari bank yang dapat menyalurkan santunan pendanaan kepada percetakan supaya buku dapat segera dicetak dan didistribusikan.
Advertisement

Iklan Sidebar