'/> Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya

Info Populer 2022

Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya

Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya
Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya
Guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya
Guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya.
Tatkala ingatan selalu tertuju kepadanya, dan lisan obral memberi kebanggaan untuknya, serta kesal manakala mendengar cemohan kepadanya, maka dialah yang disebut idola. Tentu tidak praktis menjadi idola seseorang apalagi banyak orang. Pastinya menjadi idola lebih sulit dibanding menjadi orang yang ditakuti. Idola dan pengidola keduanya berhulu pada satu titik, yakni hati.

Baca juga: Menjadi Guru yang Dicintai Siswa

Biasanya seorang yang punya tanggungjawab terhadap orang lain selalu berusaha “memikat hati” orang-orang yang berada “dibawahnya”. Hanya saja, biasanya berakhir pada titik yang kurang baik. Bukannya menjadi idola, tetapi justru menjadi “momok”. Sudah sepantasnya seorang pemimpin menjadi idola orang-orang yang dipimpinnya. Bawahan mengidolakan atasan, ketua menjadi idola anggotanya, komandan diidolakan oleh prajuritnya, guru menjadi idola siswanya dan lain sebagainya.

Sudah sepantasnya setiap guru menjadi idola dari siswanya. Sejatinya, guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya. Oleh sebab itu, ada beberapa perjuangan yang sanggup dilakukan seorang guru untuk menjadi idola, antara lain:

Berusaha Menjadi Semakin Pintar

Guru identik dengan orang pintar. Salah satu tujuan profesi guru yaitu menelorkan siswa-siswa pintar. Oleh sebab itu, guru terlebih dahulu harus pintar, bahkan lebih arif dari masyarakat pada umumnya. Keyakinan siswa terhadap kepintaran gurunya akan menciptakan mereka suka, segan, dan hormat kepada gurunya tersebut. Untuk itu, seorang guru yang berusaha membuatkan potensinya sehingga menjadi semakin pintar, maka semakin besar pula peluangnya dijadikan idola oleh siswanya.

Sejatinya, guru juga identik dengan membaca. Meskipun akhir-akhir ini kegiatan membaca bagi guru sudah hampir terlupakan. Membaca yaitu kegiatan wajib bagi guru dalam mengejawantahkan usahanya menjadi semakin pintar. Menjadi guru bukanlah pencapaian puncak seorang yang bersekolah untuk berprofesi sebagai guru. Menjadi guru yaitu awal dari tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu, teruslah berusaha dan mencar ilmu semoga tanggungjawab itu tidak mengalami kedaluwarsa. Betapa hebatnya seorang guru di mata siswa kalau pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut mendapat tanggapan dari gurunya.

Berusaha Menjadi Teladan

Ketekunan seorang guru dalam perjuangan menjadi semakin pintar, yaitu termasuk bentuk teladan. Namun, dalam belahan ini pola ditekankan pada prilaku dan perilaku baik guru yang sanggup ditaladani siswanya. Memang benar, guru juga insan biasa, tetapi hal tersebut bukanlah menjadi ganjal an pembenar kalau ada guru yang melaksanakan perbuatan yang tidak normatif.

Beberapa masalah yang diliput media ihwal prilaku guru yang melanggar etika, tentu tidak sebanding dengan jumlah guru yang sangat besar. Sejatinya, kalau pelanggaran itu dilakukan oleh orang awam (bukan guru) tentu terbilang hal biasa, namun lain ceritanya kalau perbuatan itu dilakukan oleh seorang guru. Masyarakat masih member derajat yang tinggi kepada guru sehingga mereka akan sangat kecewa kalau ada guru yang berbuat haal yang tida etis.

Guru yang berprilaku layaknya seorang yang patut digugu dan ditiru, akan menjadi pola bagi siswanya. Meneladan seorang guru yang hampir tanpa cacat akan menjadikannya idola bagi siswa. Guru yang melaksanakan terlebih dahulu sebelum memerintahkan kepada siswanya. Bahkan, kalau dengan hati prilaku pola itu terbentuk, maka tanpa perintah sekalipun para siswa akan ikut ibarat yang dilakukan gurunya.

Guru harus rindu pada suasana dimana beliau menjadi idola siswanya. Guruku yaitu idolaku, yaitu ungkapan yang semestinya terucap oleh siswa. Bukan terucap oleh lisan yang utama, tetapi dari kalbu. Meski lisan menyampaikan ‘tidak’, tetapi hati tak sanggup menolaknya. Jika, guru telah mendapat ratifikasi itu dari siswanya, maka hampir tak ada lagi hal yang sulit yang ditemui guru dalam proses interaksi antara beliau dengan siswanya. Semoga para guru menjadi atau berusaha menjadi idola siswanya.

*) Ditulis oleh Muh. Syukur Salman. Guru SDN 71 Parepare
Advertisement

Iklan Sidebar