'/> 13 Kelemahan Guru Dalam Mengajar & Solusinya

Info Populer 2022

13 Kelemahan Guru Dalam Mengajar & Solusinya

13 Kelemahan Guru Dalam Mengajar & Solusinya
13 Kelemahan Guru Dalam Mengajar & Solusinya
Guru yang berkualitas akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula.
Guru sebagai tokoh yang berperan besar di dalam sebuah ruang kelas, mempunyai kiprah penting dalam memilih kualitas pendidikan anak bangsa. Himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah menyebutkan bahwa wajah masa depan bangsa ini berada di ruang-ruang kelas. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung jawab membentuk masa depan hanya berada di bahu pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Tugas kita semualah yang turut berperan membantu para guru di seluruh Indonesia untuk bisa mengemban tugasnya dengan baik dan maksimal.

Seluruh elemen bangsa hendaklah mempunyai perilaku peduli, untuk merasa mempunyai atas problematika pendidikan semoga bisa menjadi bab dari ikhtiar untuk mencari solusi terhadap kendala-kendala yang sering ditemui oleh seorang guru dikala ia harus mengajar di depan murid-muridnya. Guru juga hanyalah insan biasa, yang tidak luput dari kelemahan dan kesalahan dikala berada di depan penerima didiknya. Tiga belas kelemahan maupun kesalahan yang sering ditemui oleh guru dalam pembelajaran di kelas antara lain adalah:

(1) Dalam mengajar guru belum menyiapkan atau menciptakan sendiri perangkat pembelajarannya yang disebut dengan RPP. Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan materi ajarnya dan merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan diberikan kepada siswa.

(2) Seringkali dalam mengajar guru tidak membawa media atau alat pembelajaran di kelas. Solusinya persiapkan media yang bekerjasama dengan materi pembelajaran, biasanya dilakukan pada awal tahun pemikiran baru. Media sanggup diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.

(3) Guru jarang membawa siswa ke dunia aktual anak-anak. Hanya menjelaskan dan menjabarkan teori. Solusinya sering-seringlah membawa siswa melihat eksklusif objek pembelajaran yang sedang dipelajari semoga sanggup mencicipi kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan mereka. Sehingga mereka selalu berguru dari lingkungan sekitar mereka.

(4) Guru jarang memakai metode mengajar yang menyenangkan. Solusinya kuasailah aneka macam macam metode-metode dalam mengajar ibarat : Contextual Teaching Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based learning dan lain-lain.

(5) Guru Jarang memadukan proses pembelajaran dengan pelajaran lain, apalagi yang memakai kurikulum 2006 (KTSP). Solusinya yakni gunakan metode pembelajaran yang memakai keterpaduan dan asah kemampuan untuk menghubung-hubungkan pelajaran dengan pelajaran lain. Sehingga keuntungannya sanggup menambah wawasan dan ilmu anak secara optimal.

(6) Dalam mengajar guru jarang menanamkan unsur-unsur nilai, norma, moral kepada para siswa. Solusinya cobalah memakai contoh pembelajaran holistik, yakni menerapkan pembelajaran secara menyeluruh dan terpadu kepada penerima didik dengan memasukkan unsur-unsur nilai spiritual dan emosional anak sehingga anak tumbuh menjadi insan yang terampil, terdidik dan berkarakter.

(7) Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Solusinya Guru sebaiknya bisa mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuannya, misalnya; posisi daerah duduk diubahsuaikan sedemikian rupa semoga siswa nyaman. Pembagian kelompok kerja bagi siswa, lebih mengarah kepada pengembangan potensi siswa. Siswa yang terampil duduk di sebelah siswa yang pasif. Atau siswa yang suka bercerita diletakkan di sebelah siswa yang pendiam.

(8) Penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat. Misalnya meja, dingklik yang berat diberikan kepada siswa SD. Hal ini mempersulit guru dalam menerapkan metode berguru yang baik. Solusinya guru harus kreatif menyiasati hal ini, membawa siswa keluar ruangan semoga siswa tidak jenuh berada di dalam kelas.

(9) Guru tidak menetapkan rules yang terperinci dalam proses pembelajaran. Sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Solusinya segera tentukan suatu rules dalam mengajar akan lebih sanggup mengarahkan siswa, sehingga siswa ikut berguru untuk disiplin, kesepakatan dan bertanggung jawab terhadap proses pembejaran di kelas.

(10) Guru tidak melaksanakan evaluasi. Setiap proses selalu harus diberi evaluasi, semoga guru sanggup mengetahui sejauh mana siswa bisa menyerap materi, nilai-nilai maupun norma-norma sehingga siswa tidak hanya arif tetapi juga berkarakter. Susun jadwal kapan penilaian akan dilakukan, sehingga proses pencapaian siswa sanggup terukur dengan jelas.

(11) Guru jarang membaca buku dan referensi-referensi lain. Menyusun jadwal rutin berapa buku yang harus dibaca dalam 1 hari, 1 ahad untuk menambah wawasan yakni solusi yang tepat.

(12) Guru jarang melaksanakan penelitian dan menulis sebuah artikel atau karya tulis lainnya. Solusinya guru harus lebih banyak mengamati, menganalisa dan mengamati kejadian-kejadian di sekitarnya serta rajin mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada & berguru untuk menuangkannya dalam suatu hasil karya tulis.

(13) Guru jarang berkomunikasi dengan siswa secara lebih dekat. Berkunjung ke rumah siswa yang sedang membutuhkan perhatian terutama kepada siswa yang bermasalah di sekolah, barangkali perlu diterapkan sehingga terjalin komunikasi terbuka antara guru dengan siswanya, sehingga guru bisa memahami karakteristik siswa dan siswapun mau terbuka kepada gurunya.

Demikianlah 13 kelemahan yang sering dijumpai oleh para guru, jikalau masih ada dalam diri seorang guru 13 kelemahan tersebut, barangkali bisa diminimalisir, asalkan kita tahu bagaimana mencari solusi dan jalan keluarnya, sehingga guru yang berkualitas akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula.

*) Ditulis oleh Delta Nia, S.Pd, M.Pd, Professional teacher. Concern for education quality.
Advertisement

Iklan Sidebar